Home recording menjamur!


Apaan tuh home recording?? Home recording dalam bahasa indonesia adalah rekaman dalam rumah. Dalam hal ini mempunyai artian studio rekaman yang dibangun di dalam rumah/kamar. Entah itu studio sederhana maupun studio yang memang dibangun untuk keperluan audio recording professional.

Di luar negeri, entah amerika, eropa maupun asia, banyak sekali musisi-musisi yang lebih senang merekam materi mereka dalam studio pribadi mereka. Ya walaupun studio pribadi mereka mempunyai alat yang sebanding atau sama dengan studio rekaman professional, tetapi karena studio mereka berada di dalam rumah mereka, maka tetap saja bernama home recording :D.

Dulu, tahun 2009 saya sempat ngobrol dengan mahasiswa indonesia yang kuliah di australia. Dia juga bekerja part time di restoran cepat saji disana. Waktu itu sih saya tidak bertanya macam-macam tentang kehidupannya disana, namun saya sempat berbincang tentang home recording dengan dia.
Disana ia menyewa rumah dengan ketiga kawannya, satu orang indonesia, satu orang jepang dan yang satunya lagi orang asli australia.

Di rumah yang ia sewa, ia juga mempunyai home recording. Namun berbeda dengan home recording yang saya punya, alat-alat yang ia pakai mungkin cukup untuk membangun sebuah studio recording professional di sini.

Saat itu, ia beserta kedua kawannya sedang membangun home recording studio dengan ruangan yang kedap suara. Waktu saya menanyakan alat-alatnya pun saya tercengang!.

Komputer yang ia pakai ber-processor quad core extreme, ram 6gb, hardisk 2terabyte. Wah saya tidak bisa membayangkan bagaimana cepatnya komputer tersebut :). Mungkin itu komputer sudah bisa terbang mungkin yah :D.

Yang sempat ia bilang, disana ia mempunyai alat lengkap, namun drum ia pakai adalah drum electric (seperti midi controller yang berbentuk drum) yang ia sambungkan ke midi in di soundcard. Software drum yang ia pakai adalah bfd2 + expansion nya pack nya.

Ia juga mempunyai rack yang berisi exiter, compressor dan equalizer. Perekaman guitar dan bass dilakukan dengan sistem todong, head ampli memakai orange, namun saya belum sempat bertanya aplifier, FX, preamp dan soundcard apa yang ia pakai.

Wah.. Jadi kemana-mana saya ngomong nya, oke kembali lagi pada pembahasan :D.

Dulu sekali saat jaman batu... (memang nya sudah ada yah rekaman saat itu?? Hhe saya hanya bercanda :D). dahulu, perekaman hanya bisa dilakukan di studio besar dengan alat-alat yang harganya selangit. Bayangkan, semua dilakukan secara analog! Suara yang ingin direkam harus melalui banyak alat analog sebelum direkam di sebuah roll pita. Makanya operator/sound engineering jaman dahulu jarang sekali yang gondrong, kenapa? Karena mereka takut rambut nya tersangkut masuk kedalam roll pita magnet rekaman :D, bercanda lagi :).

Namun kini seorang musisi dapat dengan mudah merekam materi mereka di rumah, bahkan kamar tidur mereka. Bersyukur lah saat ini musisi di mudahkan dengan ada nya kemajuan tekhnologi dan informasi. Alat-alat recording/rekaman yang dijual dengan harga terjangkau dan software-sofware yang mudah di dapat, membuat banyak musisi lebih suka merekam materi nya sendiri tanpa harus menyewa studio professional yang tentunya sangat mahal.

Untuk membuat home recording, sebenarnya kita tidak perlu alat yang mewah/mahal. Tapi ya "duit tidak pernah berbohong" semakin mahal alat semakin baik juga hasil nya, namun tentu nya harus didukung oleh sound engineering/operator yang handal pula.

Selain alat instrument seperti gitar dan bass, kita memerlukan beberapa "alat perang" untuk melakukan perekaman. Sebuah komputer dengan spek yang baik sangat diperlukan untuk melakukan perekaman.

Tidak hanya itu, kita juga memerlukan soundcard/audio interface untuk mengubah signal analog menjadi digital, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sebaiknya menambahkan preamp sebelum masuk ke soundcard

Nanti saya janji akan membahas alat-alat yang dibutuhkan untuk keperluan recording.

Software pun juga turut andil dalam 'perang' ini. Software DAW atau digital audio workstation pun perlu anda pelajari, awal saya belajar recording memakai software cool edit, namun saat itu saya tidak memakainya untuk recording/rekaman, hanya untuk mengedit lagu band saya yang sudah jadi. Lalu diteruskan memakai nuendo 2, saat itu saya mulai belajar rekaman. Setelah itu saya di pinjamkan teman software dari steinberg juga, yaitu nuendo 3. Sangat lama juga saya memakai software itu. Lalu berubah memakai steinberg cubase 4. Dan saat ini saya memakai cubase 5 keluaran AiR.

Untuk drum, anda tidak perlu membeli sebuah drum yang harga nya luar biasa mahal. Anda hanya perlu sebuah software drum seperti EZdrummer, Addictive Drum, FXpansion BFD & BFD2 dan software2 sejenis.

Untuk guitar dan bass pun anda tidak memerlukan FX, head ampli, amplifier hingga mic untuk menodong amplifier nya. Anda hanya membutuhkan software-software virtual untuk keperluan tersebut. Seperti guitarrig 3, guitarrig 4, amplitube 2, amplitube 3, amplitube metal, ampeg svx dan software-software sejenis.

Bila anda ingin menambahkan shyntsizer, piano, biola dan lain-lain, anda dapat menggunakan software sequence seperti Fruity Loop / FL studio.

Nanti saya juga akan membahas lebih lanjut tentang software-software tersebut beserta memberi link untuk mendownload-nya.

Dan yang paling penting adalah sang OPERATOR/SOUND ENGINEERING. Akan sia-sia bila mempunyai alat yang mahal dan canggih dengan software-software lengkap terinstal di komputer anda apabila anda sendiri malas untuk belajar menjadi OPERATOR/SOUND ENGINEERING.

Berapa modal saya belajar membuat home recording??
Sebesar Rp.0,-
Yup saya tidak mengeluarkan uang untuk belajar membuat home recording, tapi ingat hanya "belajar".

Yang saya gunakan hanya alat-alat yang ada pada saat itu.

Sebuah komputer yang terkoneksi internet (internetnya hanya untuk mendownload software-software yang diperlukan) sebuah gitar beserta jack-nya yang saya pinjam dari teman saya. Dan headset usang bekas mp3 player saya untuk take vokal (di headset nya ada mic juga). Dan yang terakhir adalah FX stombox (mobil-mobilan) sebagai pengganti preamp), itu juga saya pinjam dari teman saya.

Komputernya pun hanya mempunyai spek pas-pas an.
Processor: celeron 1,8ghz
Ram ddr1: 256mb
HDD: 40gb
Dan soundcard onboard yang menempel di motherboard.

Tapi setelah sekian lama belajar, dikit demi sedikit saya upgrade komputer saya (bukan karena home recording, tapi memang sudah waktunya mengganti komputer usang tersebut).

Hingga akhirnya kini saya memakai komputer dengan spek:
Processor: intel dual core 2,6ghz
Ram ddr2: 2gb
HDD SATA 7200rpm: 250gb

Dan juga memakai:
Audio interface: ESI JULI@ 24bit 192kHZ PCI
Preamp: behringer mic 100
Mic: behringer C1
Speaker monitor: behringer ms16

Alat-alat yang sekarang saya gunakan masih kurang yah? Hhe... Maklum mahasiswa :D.
Tapi saya merasa dengan alat itu pun sudah cukup untuk membuat sebuah album.

Beberapa studio home recording yang disewakan (yang saya tahu):
-ASH TO ASH STUDIO (studio yang saya bangun sendiri)
-SOUND OF MONGKEY (studio yang dibangun oleh lamlam dari band "closehead")
-AMPLOP RECORD (studio yang dibangun oleh bonar dari band "hidden message")
-dan masih banyak lagi!!

Contoh dari lagu yang di buat di studio home recording??
-Seluruh lagu yang terdapat di album ADVENTURE AILEN - DRAWING THE LINES
-Seluruh lagu dari band closehead pada split album discopunkhead
-Lagu heart of pop dari closehead
-Lagu-lagu unrelease dari closehead seperti melawan waktu dan lain
-Lagu-lagu dari hidden message
-dan masih banyak lagi!!!
[saya memberi tahu banyak lagu dari closehead karna saya sangat ngfans dengan mereka, hhe]


huh.. lelah juga nulisnya... Mungkin nanti saya teruskan di posting selanjutnya.

Di akhir kata, bila anda ingin belajar membuat home recording, jangan berkecil hati karena anda belum mempunyai alat-alat yang mewah, belajar dari nol akan lebih bermakna bila nanti anda sudah berhasil :D.

Salam.
Distorsi.net, membahas tentang Sound Engineering dan Audio Recording

1 komentar:

  1. gue malah gag pake mixer buat ngrekam lagu2 gw gan.hehe... eksperimental tapi lumayan lah untuk kelas demo mah

Home recording menjamur!


Apaan tuh home recording?? Home recording dalam bahasa indonesia adalah rekaman dalam rumah. Dalam hal ini mempunyai artian studio rekaman yang dibangun di dalam rumah/kamar. Entah itu studio sederhana maupun studio yang memang dibangun untuk keperluan audio recording professional.

Di luar negeri, entah amerika, eropa maupun asia, banyak sekali musisi-musisi yang lebih senang merekam materi mereka dalam studio pribadi mereka. Ya walaupun studio pribadi mereka mempunyai alat yang sebanding atau sama dengan studio rekaman professional, tetapi karena studio mereka berada di dalam rumah mereka, maka tetap saja bernama home recording :D.

Dulu, tahun 2009 saya sempat ngobrol dengan mahasiswa indonesia yang kuliah di australia. Dia juga bekerja part time di restoran cepat saji disana. Waktu itu sih saya tidak bertanya macam-macam tentang kehidupannya disana, namun saya sempat berbincang tentang home recording dengan dia.
Disana ia menyewa rumah dengan ketiga kawannya, satu orang indonesia, satu orang jepang dan yang satunya lagi orang asli australia.

Di rumah yang ia sewa, ia juga mempunyai home recording. Namun berbeda dengan home recording yang saya punya, alat-alat yang ia pakai mungkin cukup untuk membangun sebuah studio recording professional di sini.

Saat itu, ia beserta kedua kawannya sedang membangun home recording studio dengan ruangan yang kedap suara. Waktu saya menanyakan alat-alatnya pun saya tercengang!.

Komputer yang ia pakai ber-processor quad core extreme, ram 6gb, hardisk 2terabyte. Wah saya tidak bisa membayangkan bagaimana cepatnya komputer tersebut :). Mungkin itu komputer sudah bisa terbang mungkin yah :D.

Yang sempat ia bilang, disana ia mempunyai alat lengkap, namun drum ia pakai adalah drum electric (seperti midi controller yang berbentuk drum) yang ia sambungkan ke midi in di soundcard. Software drum yang ia pakai adalah bfd2 + expansion nya pack nya.

Ia juga mempunyai rack yang berisi exiter, compressor dan equalizer. Perekaman guitar dan bass dilakukan dengan sistem todong, head ampli memakai orange, namun saya belum sempat bertanya aplifier, FX, preamp dan soundcard apa yang ia pakai.

Wah.. Jadi kemana-mana saya ngomong nya, oke kembali lagi pada pembahasan :D.

Dulu sekali saat jaman batu... (memang nya sudah ada yah rekaman saat itu?? Hhe saya hanya bercanda :D). dahulu, perekaman hanya bisa dilakukan di studio besar dengan alat-alat yang harganya selangit. Bayangkan, semua dilakukan secara analog! Suara yang ingin direkam harus melalui banyak alat analog sebelum direkam di sebuah roll pita. Makanya operator/sound engineering jaman dahulu jarang sekali yang gondrong, kenapa? Karena mereka takut rambut nya tersangkut masuk kedalam roll pita magnet rekaman :D, bercanda lagi :).

Namun kini seorang musisi dapat dengan mudah merekam materi mereka di rumah, bahkan kamar tidur mereka. Bersyukur lah saat ini musisi di mudahkan dengan ada nya kemajuan tekhnologi dan informasi. Alat-alat recording/rekaman yang dijual dengan harga terjangkau dan software-sofware yang mudah di dapat, membuat banyak musisi lebih suka merekam materi nya sendiri tanpa harus menyewa studio professional yang tentunya sangat mahal.

Untuk membuat home recording, sebenarnya kita tidak perlu alat yang mewah/mahal. Tapi ya "duit tidak pernah berbohong" semakin mahal alat semakin baik juga hasil nya, namun tentu nya harus didukung oleh sound engineering/operator yang handal pula.

Selain alat instrument seperti gitar dan bass, kita memerlukan beberapa "alat perang" untuk melakukan perekaman. Sebuah komputer dengan spek yang baik sangat diperlukan untuk melakukan perekaman.

Tidak hanya itu, kita juga memerlukan soundcard/audio interface untuk mengubah signal analog menjadi digital, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sebaiknya menambahkan preamp sebelum masuk ke soundcard

Nanti saya janji akan membahas alat-alat yang dibutuhkan untuk keperluan recording.

Software pun juga turut andil dalam 'perang' ini. Software DAW atau digital audio workstation pun perlu anda pelajari, awal saya belajar recording memakai software cool edit, namun saat itu saya tidak memakainya untuk recording/rekaman, hanya untuk mengedit lagu band saya yang sudah jadi. Lalu diteruskan memakai nuendo 2, saat itu saya mulai belajar rekaman. Setelah itu saya di pinjamkan teman software dari steinberg juga, yaitu nuendo 3. Sangat lama juga saya memakai software itu. Lalu berubah memakai steinberg cubase 4. Dan saat ini saya memakai cubase 5 keluaran AiR.

Untuk drum, anda tidak perlu membeli sebuah drum yang harga nya luar biasa mahal. Anda hanya perlu sebuah software drum seperti EZdrummer, Addictive Drum, FXpansion BFD & BFD2 dan software2 sejenis.

Untuk guitar dan bass pun anda tidak memerlukan FX, head ampli, amplifier hingga mic untuk menodong amplifier nya. Anda hanya membutuhkan software-software virtual untuk keperluan tersebut. Seperti guitarrig 3, guitarrig 4, amplitube 2, amplitube 3, amplitube metal, ampeg svx dan software-software sejenis.

Bila anda ingin menambahkan shyntsizer, piano, biola dan lain-lain, anda dapat menggunakan software sequence seperti Fruity Loop / FL studio.

Nanti saya juga akan membahas lebih lanjut tentang software-software tersebut beserta memberi link untuk mendownload-nya.

Dan yang paling penting adalah sang OPERATOR/SOUND ENGINEERING. Akan sia-sia bila mempunyai alat yang mahal dan canggih dengan software-software lengkap terinstal di komputer anda apabila anda sendiri malas untuk belajar menjadi OPERATOR/SOUND ENGINEERING.

Berapa modal saya belajar membuat home recording??
Sebesar Rp.0,-
Yup saya tidak mengeluarkan uang untuk belajar membuat home recording, tapi ingat hanya "belajar".

Yang saya gunakan hanya alat-alat yang ada pada saat itu.

Sebuah komputer yang terkoneksi internet (internetnya hanya untuk mendownload software-software yang diperlukan) sebuah gitar beserta jack-nya yang saya pinjam dari teman saya. Dan headset usang bekas mp3 player saya untuk take vokal (di headset nya ada mic juga). Dan yang terakhir adalah FX stombox (mobil-mobilan) sebagai pengganti preamp), itu juga saya pinjam dari teman saya.

Komputernya pun hanya mempunyai spek pas-pas an.
Processor: celeron 1,8ghz
Ram ddr1: 256mb
HDD: 40gb
Dan soundcard onboard yang menempel di motherboard.

Tapi setelah sekian lama belajar, dikit demi sedikit saya upgrade komputer saya (bukan karena home recording, tapi memang sudah waktunya mengganti komputer usang tersebut).

Hingga akhirnya kini saya memakai komputer dengan spek:
Processor: intel dual core 2,6ghz
Ram ddr2: 2gb
HDD SATA 7200rpm: 250gb

Dan juga memakai:
Audio interface: ESI JULI@ 24bit 192kHZ PCI
Preamp: behringer mic 100
Mic: behringer C1
Speaker monitor: behringer ms16

Alat-alat yang sekarang saya gunakan masih kurang yah? Hhe... Maklum mahasiswa :D.
Tapi saya merasa dengan alat itu pun sudah cukup untuk membuat sebuah album.

Beberapa studio home recording yang disewakan (yang saya tahu):
-ASH TO ASH STUDIO (studio yang saya bangun sendiri)
-SOUND OF MONGKEY (studio yang dibangun oleh lamlam dari band "closehead")
-AMPLOP RECORD (studio yang dibangun oleh bonar dari band "hidden message")
-dan masih banyak lagi!!

Contoh dari lagu yang di buat di studio home recording??
-Seluruh lagu yang terdapat di album ADVENTURE AILEN - DRAWING THE LINES
-Seluruh lagu dari band closehead pada split album discopunkhead
-Lagu heart of pop dari closehead
-Lagu-lagu unrelease dari closehead seperti melawan waktu dan lain
-Lagu-lagu dari hidden message
-dan masih banyak lagi!!!
[saya memberi tahu banyak lagu dari closehead karna saya sangat ngfans dengan mereka, hhe]


huh.. lelah juga nulisnya... Mungkin nanti saya teruskan di posting selanjutnya.

Di akhir kata, bila anda ingin belajar membuat home recording, jangan berkecil hati karena anda belum mempunyai alat-alat yang mewah, belajar dari nol akan lebih bermakna bila nanti anda sudah berhasil :D.

Salam.
Distorsi.net, membahas tentang Sound Engineering dan Audio Recording

Bookmark and Share

1 komentar:

Unknown mengatakan...

gue malah gag pake mixer buat ngrekam lagu2 gw gan.hehe... eksperimental tapi lumayan lah untuk kelas demo mah